Sabtu, 27 September 2014

RPP EEK SISTEM REPRODUKSI



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Jenjang Sekolah : SMP Negeri 1 Randudongkal
Mata Pelajaran   : BIOLOGI IPA
Kelas / Semester : IX / I
Alokasi waktu    : 4 X 40’ ( 2x pertemuan )

Standar Kompetensi
  • Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Kompetensi Dasar
  • Mendiskripsikan sistem reproduksi danpenyakit yang berhubungan dengan sistem reproduksi manusia.

Tujuan Pembelajaran
  • Siswa dapat mengidentifikasikan dan memahami fungsi bagian – bagian dengan reproduksi manusia.
  • Siswa dapat menjelaskan tahap – tahap reproduksi manusia.
  • Siswa dapat menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan manusia.
  • Siswa dapat mendata kelainan dan penyakit pada organ sistem reproduksi.

Karakter siswa yang diharapkan :
  1. Disiplin ( Discipline )
  2. Rasa hormat dan perhatian ( respect )
  3. Tekun ( diligence )
  4. Tanggung jawab ( responsibility )
  5. Ketelitian ( carefulness)
Materi Pembelajaran
  • Sistem reproduksi dan penyakit yang berhubungan dengan sistem produksi manusia
Sistem Reproduksi pada Manusia
Reproduksi pada Manusia
BMC – Seperti halnya mamalia lainnya, manusia bereproduksi secara seksual dan bersifat vivipar atau melahirkan anaknya. Ovum yang telah dibuahi oleh sperma akan menghasilkan zigot yang selanjutnya tumbuh dan berkembang menjadi embrio di dalam uterus (rahim) ibunya.
Alat kelamin manusia dibedakan menjadi alat kelamin jantan (pria) dan alat kelamin betina (wanita). Baik pria maupun wanita mempunyai bagian-bagian alat kelamin yang terdapat di dalam tubuh dan juga yang terdapat di luar tubuh.
Alat reproduksi pria
Malerepr Sistem Reproduksi (2) : Reproduksi pada Manusia
Alat kelamin dalam pria terdiri atas:
a.     Testes
Berjumlah sepasang, dan berbentuk bulat telur. Organ ini tersimpan dalam suatu kantung pelindung yang disebut skrotum (kantong buah zakar) dan terletak diluar rongga perut, berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoa) dan juga hormon kelamin jantan yaitu testosteron. Testis banyak mengandung pembuluh halus disebut tubulus seminiferus.

b.     Saluran reproduksi, terdiri atas:
-     Epididimis, yaitu saluran panjang berkelok-kelok yang terdapat di dalam skrotum yang keluar dari testis. Setiap testis mempunyai satu epididimis, sehingga jumlahnya sepasang, kanan dan kiri. Saluran ini panjang dan berbelok-belok di dalam skrotum. Di dalam epididimis ini sperma disimpan untuk sementara dan menjadi matang sehingga dapat bergerak.
-    Vas deferens, yaitu saluran yang merupakan lanjutan dari epididimis. Bagian ujung saluran ini terdapat di dalam kelenjar prostata. Fungsi vas deferens ialah sebagai jalan sperma dari epididimis ke kantung sperma (vesicula seminalis).

c.     Kelenjar kelamin
Di samping saluran kelamin, alat kelamin dilengkapi dengan kelenjar kelamin, yang bertugas menghasilkan sekrit (getah) yaitu:
-    Vesicula seminalis (kantung sperma): berjumlah sepasang, dan menjadi satu kantong. Dindingnya dapat menghasilkan cairan berwarna kekuningan yang banyak mengandung makanan untuk sperma.
-    Kelenjar prostat:     getah yang dihasilkan dialirkan ke saluran sperma.
-    Kelenjar bulbo uretra: menghasilkan getah
-    Kelenjar Cowper: terdapat pada pangkal urethra. Getah yang diproduksi berupa lendir dan dialirkan ke urethra.
Sperma bersama getah yang diproduksi oleh kelenjar kelamin tadi akan membentuk suatu komponen yang disebut semen. Semen ini akan dipancarkan keluar melalui uretra yang terdapat di dalam penis (alat kelamin luar pria).

d.     Urethra
Urethra ialah saluran yang terdapat di dalam penis yang mempunyai dua fungsi, yaitu:
-    sebagai saluran urine dari kandung kemih (vesica urinaria) keluar tubuh
-    sebagai saluran untuk jalannya semen dari kantong semen.
Alat kelamin luar pria terdiri atas:
a.    Penis
Merupakan organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah hubungan kelamin (senggama) antara pria dan wanita yang bertujuan untuk memindahkan semen ke dalam rahim wanita. Dari dalam penis terdapat uretra berupa saluran yang dikelilingi oleh jaringan yang banyak mengandung rongga darah (korpus cavernosum). Apabila karena sesuatu hal korpus cavernosum itu penuh berisi darah, maka penis akan tegang dan mengembang disebut ereksi. Hanya dalam keadaan ereksilah penis dapat melakukan tugas sebagai alat kopulasi. Alat reproduksi pada pria mulai berfungsi semenjak masa puber (± 14 tahun) sampai tua selama manusia itu dalam keadaan sehat.
b.    Scrotum
Merupakan kantung tempat kedua testis berada.
Untuk lebih jelas mengenai alat reproduksi pria bisa dilihat di sini.
Alat reproduksi wanita
Seperti halnya pria, alat reproduksi wanita juga terdiri atas alat kelamin luar dan alat kelamin dalam.
Alat kelamin luar wanita terdiri atas:
femalereprod Sistem Reproduksi (2) : Reproduksi pada Manusia
a.    Celah luar yang disebut vulva.
b.    Di sebelah kiri dan kanan celah ini dibatasi oleh sepasang bibir, yaitu bibir besar (labium mayor) dan bibir kecil (labium minor).
c.    Di sebelah depan dari vulva terdapat tonjolan yang disebut kelentit (klitoris), yang sejarah terjadinya sama dengan perkembangan penis pada pria.
d.    Ke dalam vulva ini bermuara dua saluran, yaitu saluran urine (urethra) dan saluran kelamin (vagina).
Alat kelamin dalam wanita terdiri atas:
Female%20Reproductive%20System Sistem Reproduksi (2) : Reproduksi pada Manusia
a.     Ovarium (indung telur)
Berjumlah sepasang, kecil, dan alat ini terdapat dalam rongga badan, didaerah pinggang, bentuknya seperti telur. Di dalam ovarium terdapat jaringan kelenjar buntu (kelenjar endokrin) dan jaringan yang membuat sel telur (ovum) yang disebut folikel.
b.     Saluran reproduksi
-    Saluran telur (tuba fallopi), berjumlah sepasang, kanan dan kiri. Pada bagian pangkalnya berbentuk corong yang disebut infundibulum. Infundibulum dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang berfungsi untuk menangkap sel telur yang telah masak dan lepas dari ovarium.
-    Rahim (uterus), bertipe simpleks, artinya hanya memiliki satu ruangan. Berbentuk buah pir, dan bagian bawahnya mengecil disebut leher rahim (cervix). Dinding rahim terdiri atas beberapa lapisan otot dan jaringan epitel. Lapisan terdalam yang membatasi rongga rahim terdiri atas jaringan epitel yang disebut endometrium atau selaput rahim. Lapisan ini banyak menghasilkan lendir dan banyak mengandung pembuluh darah. Sebulan sekali, yaitu pada waktu menstruasi (haid), lapisan ini dilepaskan yang diikuti dengan pendarahan. Dinding rahim akan selalu mengalami perubahan ketebalan, dan peristiwanya dipengaruhi oleh hormon.
-    Vagina, merupakan akhir dari saluran kelamin dalam yang terdapat dalam vulva dan merupakan organ persetubuhan bagi wanita. Karena fungsinya yang penting yakni untuk melahirkan bayi, maka organ ini banyak mempunyai banyak lipatan. Hal ini mempermudah wanita pada waktu melahirkan bayinya, sehingga vagina tersebut tidak sobek. Dinding vagina mempunyai banyak selaput lendir yang berkelenjar, salah satu kelenjar yang penting ialah glandula Bartholini.
Mekanisme produksi ovum dan siklus menstruasi
ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena berkurangnya produksi hormon kelamin.
Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut.
-    Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone). Hormon ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium.
-    Folikel yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi hormon estrogen ialah:
  • merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim
  • menghambat produksi FSH oleh pituitari
  • memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH (Luteinizing Hormone). Keluarnya LH dari hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang disebut ovulasi.
-    Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi badan berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron. Hormon progesteron berfungsi untuk  mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan endometrium.
-    Bila sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH juga menurun. Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah yang disebut menstruasi.
-    Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan melakukan nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada endometrium.  Zigot akan berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang akan menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni).
Selaput pembungkus embrio terdiri dari amnion, korion, sakus vitelinus dan alantois.
                                                                                              em 0259 Sistem Reproduksi (2) : Reproduksi pada Manusiachristophersmith1 placenta baby in amnion Sistem Reproduksi (2) : Reproduksi pada Manusia
ts Sistem Reproduksi (2) : Reproduksi pada Manusia
Janin kucing sebagai contoh perbandingan: 1 umbilicus, 2 amnion, 3 allantois, 4 kantung kuning telur, 5 perdarahan, 6 placenta
em 0128 Sistem Reproduksi (2) : Reproduksi pada Manusia
Sakus vitelinus (kantong kuning telur) terletak di antara amnion dan plasenta, merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah yang pertama. Selaput-selaput tersebut berfungsi untuk:
  • Melindungi embrio terhadap kekeringan dan goncangan-goncangan.
  • Membantu proses pernapasan, ekskresi dan fungsi-fungsi penting lainnyaselama kehidupannya didalam rahim.
Amnion
Merupakan selaput yang membatasi ruangan amnion di mana terdapat embrio. Dinding amnion menghasilkan cairan berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga agar embrio tetap basah dan tahan goncangan.

Korion
Merupakan selaput yang terdapat di sebelah luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh keluar membentuk jonjot dan berhubungan dengan dinding rahim. Jonjot-jonjot korion menempel pada dinding rahim. Di dalamnya terdapat pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah ibu dengan perantaraan plasenta.

Alantois
Terletak di dalam tali pusat. Jaringan epitelnya menghilang dan yang menetap adalah pembuluh-pembuluh darahnya yang berfungsi untuk menghubungkan sirkulasi embrio dengan plasenta. Plasenta dengan embrio dihubungkan oleh tali pusat. Di dalamnya terdapat 2 buah pembuluh nadi dan sebuah pembuluh balik yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah di dalam plasenta. Zat makanan dan oksigen dari pembuluh darah induknya melalui plasenta ke tali pusat dan selanjutnya ke pembuluh darah embrio. Sedang zat sisa metabolisma dan CO2 dari pembuluh darah embrio, ke tali pusat, terus ke plasenta, dan akhirnya dialirkan ke pembuluh darah ibu. Bila pertumbuhan dan perkembangan janin telah sempurna, janin akan keluar melalui vagina. Selubung janin akan pecah, diikuti keluarnya plasenta.
Berikut ini adalah animasi tentang alat-alat reproduksi pada pria dan wanita, termasuk proses kelahiran bayi. Perhatikan juga bagaimana bayi melakukan positioning saat keluar dari dalam rahim:

Daur menstruasi

BMC – Menstruasi adalah proses normal yang harus dialami oleh semua wanita subur, yang ditandai dengan keluarnya darah dari vagina karena terjadi pengelupasan dinding rahim (endometrium). Peristiwa ini erat kaitannya dengan produksi ovum (telur). Itu sebabnya jika ada gangguan siklus menstruasi orang banyak mengaitkannya dengan terjadinya gangguan kesuburan.
Untuk memahami bagaimana terjadinya menstruasi, kita harus kembali ke masalah hormon yang dikeluarkan oleh hipofisis. Mekanisme produksi ovum diatur oleh hormon yang dihasilkan oleh bagian otak yang disebut hipofisis/pituitary. Ceritanya begini: pada saat tertentu hipofisis menghasilkan hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) atau hormon yang merangsang pembentukan folikel. Pembentukan folikel terjadi di dalam ovarium (indung telur), umumnya yang aktif adalah ovarium sebelah kiri. Di dalam folikel inilah terdapat calon ovum.
Folikel yang sedang tumbuh tersebut menghasilkan hormon estrogen yang berfungsi merangsang pertumbuhan endometrium (penebalan dinding rahim). Sejalan dengan perkembangan folikel, maka estrogen yang dihasilkan akan semakin banyak, sehingga pada kadar tertentu akan merangsang hipofisis untuk menghasilkan hormon LH (Luteinizing Hormone) yang menyebabkan folikel pecah sehingga ovum keluar dan masuk ke dalam tuba fallopi/oviduct (saluran telur). Peristiwa inilah yang disebut ovulasi. Umumnya ovulasi terjadi sekitar hari ke-14 dihitung sejak awal terjadinya menstruasi (lihat gambar). Inilah yang disebut dengan masa subur wanita.
Folikel yang telah pecah tersebut akah berubah menjadi berwarna kekuningan dan disebut korpus luteum. Badan kuning ini selanjutnya mengeluarkan hormon progesteron yang berfungsi untuk mempercepat dan mempertahankan pertumbuhan endometrium. Untuk diketahui bahwa pada endometrium (penebalan dinding rahim) inilah kelak zigot (calon bayi) akan tumbuh dan memperoleh makanan dari ibunya melalui plasenta (ari-ari/tembuni). Endometrium dibentuk dari jalinan kapiler darah dan jaringan lain yang hangat dan lembut.
05 07 Menstrual Sistem Reproduksi (3) : Daur menstruasi
Ada dua kemungkinan yang terjadi pada telur. Pertama, bila ovum yang telah keluar tadi dibuahi sehingga terbentuk zigot, kemudian melakukan penempelan (nidasi) pada endometrium dan selanjutnya berkembang menjadi embrio, akhirnya menjadi janin. Selama masa perkembangan tersebut janin membentuk plasenta yang dia gunakan untuk mengambil makanan dan oksigen dari ibunya. Nah, hebatnya plasenta ini bisa menghasilkan hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropic) yang berfungsi mempertahankan penebalan endometrium yang digunakan janin sebagai media pertumbuhannya. Jadi HCG berfungsi menggantikan peran hormon progesteron, karena hormon ini tidak bisa diproduksi terus oleh korpus luteum.
Kedua, jika ovum tidak dibuahi akan mati dalam waktu sekitar 24 jam. Sementara itu karena progesteron tidak dapat terus diproduksi oleh korpus luteum, akibatnya kadarnya terus turun. Ini berakibat endometrium tidak bisa dipertahankan, dan akhirnya mengelupas. Jaringan endometrium akan meluruh bersama darah yang dikeluarkan melalui vagina. Inilah proses yang disebut menstruasi.
2.         Kelainan dan penyakit pada sistem reproduksi yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya
Beberapa kelainan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem reproduksi, yaitu:
1.        AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immuno Virus). HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan AIDS merupakan suatu kondisi dimana HIV telah merusak sistem kekebalan tubuh seseorang dalam jangka waktu yang lama. Umumnya AIDS akan muncul setelah HIV menyerang sistem kekebalan tubuh lebih dari 5-10 tahun. HIV tidak ditularkan melalui kontak sosial, seperti berjabat tangan, bercakap-cakap, berjalan, dan sebagainya, karena virus ini akan mati setelah beberapa jam berada di luar tubuh.
Adapun tanda-tanda dan gejala-gejala yang muncul jika seseorang menderita AIDS adalah sebagai berikut:
a.         Daya tahan tubuh menurun
b.         Limfosit menurun
c.         Berat badan menurun
d.        Badan lemah terus-menerus tanpa sebab
e.         Panas dingin seperti sakit flu
f.          Banyak berkeringat pada malam hari
g.         Sakit kepala secara terus-menerus
h.        Kelenjar getah bening membengkak selama lebih dari 3 bulan
i.           Batuk kering
j.           Sesak napas
k.         Diare kronis
Sampai saat ini, AIDS belum ada obatnya sehingga pada umumnya penderita berakhir dengan kematian. Pencegahan penyakit ini lebih ditekankan kepada sikap moral atau perilaku masyarakat. Orang yang taat beragama kecenderungan untuk tertular penyakit ini sangat minim. Sebaliknya, pada wanita penjaja seks (WPS) kemungkinan tertular sangat besar. Yang lebih berperan penting untuk mencegah tertularnya penyakit AIDS adalah pribadi masing-masing. Jika tidak ingin tertular maka jangan sekali-kali melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan atau melakukannya di luar nikah. Sekali saja melakukan hubungan seksual dengan penderita AIDS, maka secara langsung akan terkena penyakit tersebut.

2.        Gonorea
Gonorea merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini menyebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan rasa nyeri pada sendi dan mengakibatkan kemandulan. Gejala penyakit ini adalah keluarnya cairan seperti nanah dari saluran kelamin, rasa panas, dan sering kencing. Penyakit ini dapat disembuhkan jika cepat dilakukan pengobatan dengan menggunakan antibiotik.
3.        Sifilis
Sifilis merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda penyakit ini adalah sebagai berikut:
a.         Terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah, dan bibir tetapi luka tersebut tidak menyebabkan sakit.
b.         Pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian paha
c.         Nyeri pada tulang dan sendi
d.        Ruam pada tubuh, khususnya pada telapak kaki dan tangan
Tanda-tanda penyakit ini bisa hilang. Namun bakteri yang menyebabkan penyakit ini tetap berada di dalam tubuh dan dapat menyerang otak setelah beberapa tahun sehingga menyebabkan kebutaan dan gila. Penyakit sifilis dapat disembuhkan jika cepat dilakukan pengobatan dengan menggunakan antibiotik.

4.        Herpes genitalis
Herpes genitalis merupakan penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus Herpes simpleks. Tanda-tandanya adalah timbulnya rasa gatal atau sakit pada daerah kelamin dan adanya luka yang terbuka atau lepuhan air.

5.        Kandida (Keputihan)
Merupakan infeksi pada dinding vagina. Untuk mencegahnya maka seorang perempuan harus menjaga kebersihan diri.

6.        Klamidia (Klamidiasis)
Untuk mencegahnya maka seseorang harus menjaga kebersihan diri.

Metode Pembelajaran
  1. Pendekatan : Konsektual.
  2. Metode : Observasi, Diskusi dan Informasi.

Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama
Pendahuluan
Motivasi
  1. Terdiri dari apakah organ sistem reproduksi ?
  2. Mengapa ada orang yang mandul ?
  3. Di manakah pertumbuhan dan perkembangan manusia sebelum dilahirkan ?
  4. Berasal dari manakah kebutuhan hidup janin ?
Pengetahuan Prasyarat
  1. Siswa telah memahami perkembangan generatif ( seksual )
  2. Siswa telah memahami organ – organ sistem reproduksi

Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi,
  • guru: melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari aneka sumber
  • Siswa dapat mengidentifikasikan dan memahami fungsi bagian – bagian dengan reproduksi manusia.
  • Siswa dapat menjelaskan tahap – tahap reproduksi manusia.
  • Siswa dapat menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan manusia.
  • menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
  • memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
  • melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan
  • memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi,
  • guru: Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
  • Melengkapi kalimat berdasarkan pemahaman akan suatu percakapan
  • Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
  • Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
  • Siswa mengamati model / charta organ – organ penyusun sistem reproduksi dilanjutkan diskusi tahap – tahap reproduksi manusia
  • Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
  • Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
  • Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok
  • Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
Guru:
  1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
  2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
  • guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran
  • melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
  • memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
  • merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
Pertemuan Kedua

Kegiatan Pendahuluan
Motivasi
  • Sebutkan 3 penyakit pada organ sistem reproduksi ?
Pengetahuan Prasyarat
  • Siswa telah memahami organ – organ sistem reproduksi manusia.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
  • guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari aneka sumber;
  • Siswa dapat mendata kelainan dan penyakit pada organ sistem reproduksi.
  • menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain
  • memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
  • melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Elaborasi
  • Guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
  • Melengkapi kalimat berdasarkan pemahaman akan suatu percakapan
  • Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
  • Dengan bimbingan guru siswa melakukan diskusi tentang kelainan dan penyakit pada organ sistem reproduksi
  • Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
  • Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
  • Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
  • Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok
  • Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
  • Guru: memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
  • Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan
  • Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar
  • Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar
  • Membantu menyelesaikan masalah
  • Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi
  • Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh
  • Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Kegiatan Penutup
  • guru: bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran
  • melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
  • memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
  • merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
Media Pembelajaran
  • Model / Charta organ – organ penyusun sistem reproduksi manusia..
Sumber Pembelajaran
  1. Buku IPA Terpadu
  2. Buku IPA yang relevan
  3. Model / charta organ reproduksi manusia
  4. http://www.biologigonz.blogspot.com
Penilaian.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg149HIJRDTEkrPcE91YwxHa1oN6dYtSz6QO0jbBVx_-em2M1llnehBXmzVFmnWgIA2At_H7RXzTngp9YmP6nulPwDNfXxm-5G_If5NU6kOFwgrPic1fnodXU9BeFUrRP5y-QdLjYU4LMk/s400/RPP+REPRODUKSI.jpg

Mengetahui
Kepala SMP Negeri 1 Randudongkal
Randudongkal, ……..........
 Guru Mata Pelajaran Biologi




ANDY BASHORI, S.Pd        
NIP. 19620528 198302 1 003




               MURNASIH, S.Si
               NIP. 19730630 200312 2 006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar