Sabtu, 27 September 2014

RPP EEK SISTEM KOORDINASI



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Sekolah    : SMP Negeri 1 Randudongkal
Mata Pelajaran   : IPA Terpadu
Kelas / Semester : IX / I
Alokasi waktu    : 6 X 40’ ( 3 X Pertemuan )
Standar Kompetensi
  • Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia
Kompetensi Dasar
  • Mendiskripsikan sistem koordinasi dan alat indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.
Tujuan Pembelajaran
  1. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun sistem koordinasi pada manusia.
  2. Siswa dapat menjelaskan mekanisme kerja sistem koordinasi pada manusia..
  3. Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun alat indera pada manusia.
  4. Siswa dapat menjelaskan sistem hormon pada manusia.
  5. Sisw dapat mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem koordinasi pada manusia.
Karakter siswa yang diharapkan
  1. Disiplin ( Discipline )
  2. Rasa hormat dan perhatian ( respect )
  3. Tekun ( diligence )
  4. Tanggung jawab ( responsibility )
  5. Ketelitian ( carefulness)
Materi Pembelajaran
  • Sistem koordinasi dan indera pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan.

Sistem Koordinasi : Saraf (1)

Agar kegiatan tubuh manusia selalu serasi dan terpadu, diperlukan sistem koordinasi. Sistem koordinasi pada manusia terdiri atas sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Walaupun keduanya sama-sama bertugas mengatur keserasian kerja organ tubuh, namun keduanya mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan.
Persamaan
Sistem saraf
Sistem endokrin
·      Membantu, mengatur, dan memelihara homeostasis
·      Mensekresikan bahan kimia neurohumor
·      Membantu, mengatur, dan memelihara homeostasis
·      Mensekresikan bahan kimia hormon
Perbedaan
Sistem saraf
Sistem endokrin
·      Responsnya cepat
·      Signal-signal dibawa via neuron
·      Responsnya langsung
·      Responsnya langsung terhadap    rangsangan dari luar
·      Responsnya lambat
·      Hormon-hormon dibawa via peredaran darah
·      Responsnya tidak langsung
·      Responsnya langsung terhadap rangsangan dari dalam

SISTEM SARAF

otak thumb Sistem Koordinasi : Saraf (1)Sistem saraf dibangun oleh sel-sel saraf (neuron) yang merupakan sistem koordinasi dan sistem kontrol yang “memberitahukan” kepada bagian-bagian tubuh apa dan kapan sesuatu harus dilakukan.
1.     Otak Besar (Cerebrum)
Pertumbuhan otak lebih baik daripada pertumbuhan sumsum tulang belakang. Makin tinggi nilai perbandingan antara otak dan sumsum tulang belakang, makin tinggi tingkat kecerdasannya. Otak besar merupakan pusat kesadaran, ingatan, kemauan, dan kegiatan fisiologis. Lapisan luar otak berwarna kelabu, banyak mengandung badan sel saraf atau neuron. Bagian dalam berwarna putih, banyak mengandung dendrit dan neurit (akson).
2.     Otak Tengah
Di depan otak tengah terdapat thalamus yang merupakan pusat pengatur sensoris. Sedang hipotalamus merupakan pusat pengatur suhu, selera makan, dan keseimbangan cairan tubuh. Bagian atas dari otak tengah merupakan lobus optikus, yang merupakan pusat refleks mata.
3.     Otak Kecil
Merupakan pusat koordinasi otot dan keseimbangan tubuh. Kerusakan pada bagian ini menyebabkan gerak otot tidak terkoordinasi lagi. Di depan otak kecil ini terdapat jembatan varol, yang merupakan jalan penghantar impuls dari otak bagian kiri ke bagian kanan tubuh dan sebaliknya.
4.     Sumsum Lanjutan (Medula Oblongata)
Banyak mengandung ganglion otak, dan merupakan pusat pengatur gerak refleks fisiologis denyut jantung,  pernapasan, pelebaran, dan penyempitan pembuluh darah.
5.     Sumsum Tulang Belakang
Sumsum tulang belakang mempunyai dua fungsi, yaitu:
a. sebagai penghubung impuls dari dan ke otak
b. memungkinkan jalan terpendek untuk terjadinya gerak refleks.
Berbeda dengan otak, lapisan luar sumsum tulang belakang berwarna putih dan banyak mengandung dendrit dan neurit (akson). Sedangkan bagian dalam berwarna kelabu yang banyak mengandung badan sel saraf. Di bagian dalam ini terdapat bagian yang berbentuk kupu-kupu, yang disebut akar dorsal dan akar ventral.
a.    Akar dorsal mengandung neuron sensorik, dan dendritnya berhubungan dengan reseptor.
b.    Akar ventral mengandung badan neuron motorik, aksonnya menuju ke otot atau efektor.
Otak dan sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf dilindungi oleh selaput yang disebut meninges. Meninges terdiri atas 3 lapis, yaitu:
a.    duramater yang melekat pada tulang tengkorak.
b.    piamater yang melekat pada otak
c.    arakhnoid yang terletak di antara duramater dan piamater.
Di tengah bagian kelabu dari sumsum tulang belakang terdapat saluran yang disebut sentkanalis yang berisi cairan serebropinal.perifer thumb Sistem Koordinasi : Saraf (1)
6.    Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi terdiri atas:
a.    12 pasang serabut saraf otak (saraf kranial), yang keluar dari beberapa bagian otak menuju alat-alat indera, otot, dan kelenjar.
b.    Serabut saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal), seluruhnya berjumlah 31 pasang, yang merupakan gabungan dari saraf sensorik yang masuk ke akar dorsal dan saraf motorik yang keluar melalui akar ventral.
7.     Sel Saraf (Neuron)
Sel saraf merupakan unit dasar dari sistem saraf berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
a.    Neuron sensorik (neuron aferen), berfungsi untuk menghantarkan rangsangan dari reseptor ke pusat susunan saraf, dendritnya berhubungan dengan reseptor (penerima rangsang) dan aksonnya berhubungan dengan neuron lain.
b.    Neuron motorik (neuron eferen), berfungsi untuk menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke efektor, dendritnya menerima impuls dari akson neuron lain dan aksonnya berhubungan dengan efektor.
c.    Neuron konektor, merupakan penghubung antara neuron yang satu dengan neuron yang lain.
d.    Neuron ajustor, yang berfungsi untuk menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di sumsum tulang belakang atau di otak.
8.    Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)
Saraf otonom juga merupakan gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.    Saraf simpatetik
Berpangkal pada medula spinalis di daerah leher dan di daerah pinggang, sehingga disebut juga saraf torakolumbar. Fungsinya yaitu mengaktifkan alat supaya bekerja secara otomatis. Serabut saraf ini menuju ke otot polos, alat peredaran, alat pencernaan, alat pernapasan. Sifatnya meningkatkan aktivitas.
b.    Saraf parasimpatetik
Berpangkal pada medula oblongata dan ada yang di sakrum. Kerja saraf ini berlawanan dengan kerja saraf simpatis yaitu bersifat menghambat. Sebaliknya, bila simpatis menghambat kerja organ tertentu, maka parasimpatis yang akan menggiatkannya.
Mekanisme kerja sistem saraf
image thumb Sistem Koordinasi : Saraf (1)Neuron mempunyai kemampuan untuk menerima dan memberikan jawaban terhadap rangsang yang diberikan kepadanya. Rangsang yang diterima oleh reseptor akan dihantarkan ke pusat susunan saraf. Rangsang dari dendrit diteruskan ke badan sel saraf dan selanjutnya oleh akson akan diteruskan ke dendrit neuron yang lain. Hubungan antara akson dan dendrit disebut sinapsis. Bila impuls sampai  di ujung  akson, maka ujung akson tersebut akan melepaskan neurohumor (suatu zat penghantar impuls) yang disebut asetilkolin sehingga impuls bisa melewati sinapsis. Setelah impuls melewati sinapsis, maka asetilkolin akan segera dihapus oleh zat yang disebut asetilkolinesterase/kolinesterase.
Gerak Refleks
Untuk gerakan yang disadari, maka impuls akan menempuh jalur sebagai berikut:
    rangsang (stimulus) –—> neuron sensorik —> otak —> neuron motorik —> efektor (otot/kelenjar) —> respon
Untuk gerak refleks, impuls menempuh jalur berikut:
    rangsang (stimulus) –—> neuron sensorik —> neuron konektor —> neuron motorik —> efektor (otot/kelenjar) —> respon
Fungsi kemampuan gerak reflek sebenarnya adalah untuk perlindungan diri. Agar memungkinkan hal tersebut maka impuls harus berjalan lebih cepat dengan mem-bypass otak. Itu sebabnya gerak refleks tidak pernah memerlukan pengolahan jawaban di otak, karena memerlukan kecepatan untuk proteksi.

Sistem Koordinasi : Hormon (2)
BMC – Kata “hormon” berasal dari kata “hormone” yang berarti memacu atau menggiatkan. Hormon atau inkrit merupakan zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar buntu (endokrin) yang langsung diangkut oleh darah. Hormon berfungsi untuk mengatur homeostatis, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku.
Kelenjar-kelenjar hormon yang terdapat di dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut:
1. Kelenjar Pituitari atau Hipofisis
Kelenjar hipofisis disebut juga “master of glands”, karena sebagian besar dari hormon-hormon yang dihasilkannya bertugas sebagai mengatur pengeluaran hormon lainnya. Hipofisis terdapat di bagian dasar otak di bawah hipotalamus. Besarnya kira-kira sebesar kacang tanah dan terdiri atas 3 lobi, yaitu: lobus anterior, lobus intermediet, dan lobus posterior.
a.     Lobus anterior
Lobus anterior menghasilkan bermacam-macam hormon yang berperan sebagai hormon pengatur beberapa hormon yang lain. Hormon yang dihasilkan lobus anterior antara lain:
- Hormon Somatotrof (STH/Growth Hormone) : Hormon ini merangsang pertumbuhan tubuh, terutama bagian epifisis dari tulang pipa. Kekurangan hormon ini dapat mengakibatkan kekerdilan (dwarfisme), sedangkan kelebihan hormon ini dapat mengakibatkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Bila kelebihan hormon ini terjadi pada saat sudah dewasa, dapat mengakibatkan penebalan tulang-tulang wajah, tengkorak, tangan, dan kaki. Keadaan ini disebut akromegali.
image thumb1 Sistem Koordinasi : Hormon (2)image thumb2 Sistem Koordinasi : Hormon (2)
Contoh penderita dwarfisme (kekerdilan)
- LTH (Luteotropic Homone/prolaktin/hormon laktogen) : Berfungsi untuk merangsang sekresi air susu dari glandula mammae ( kelenjar air susu).
- ACTH (Andrenocorticotrophic Hormone/Adrenotropin) : Hormon ini mengendalikan sekresi hormon dari bagian korteks adrenal (anak ginjal).
- Gonadotropin, yang terdiri atas:
  •  FSH (Follicle Stimulating Hormone). Terdapat pada wanita dan pria. Pada wanita berfungsi untuk merangsang pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada pria mempengaruhi proses spermatogenesis di dalam tubulus seminiferus dari testis.
  •  LH (Luteinizing Hormone/ICSH = Interstitial Cel Stimulating Hormone). Terdapat pada wanita dan pria. Pada wanita, LH merangsang pemasakan folikel ovarium dan juga ovulasi. Sedang pada pria, ICTH bertugas merangsang sel interstitial Leydig di dalam testis agar menghasilkan testosteron yang bertanggungjawab untuk pemeliharaan karakter seksual sekunder.
b.    Lobus intermediet
Pada manusia, bagian intermedietnya rudimenter (tidak berkembang). Satu-satunya fungsi yang diketahui dari bagian ini adalah sekresi melanocyte stimulating hormone (MSH/intermedin). Pada amfibia hormon ini berperan pada melanofora, menyebabkan penyebaran granula-granula melanin pada sel-sel melanofora dan menggelapkan kulit tubuh amfibia. Fungsi bagian intermediet pada manusia belum diketahui dengan baik.
c.    Lobus posterior
Lobus posterior menghasilkan beberapa hormon, yaitu:
  • Oksitosin, yang berfungsi merangsang kontraksi uterus menjelang kelahiran.
  • Vassopresin (antidiuretik hormon = ADH), berperan dalam membantu pengeluaran air tubuh dengan jalan mengatur reabsorbsi air pada tubulus ginjal. Bila kadar hormon ini naik tekanan ostomik darah naik, sehingga reabsorbsi air meningkat. Hormon vasopresin merangsang pembuluh darah menciut (vasokonstriksi) sehingga tekanan darah naik. Pengeluaran hormon vasopresin yang berlebihan mengakibatkan diabetes insipidus.
2. Kelenjar Thiroid (Kelenjar Gondok)
Hormon yang dihasilkan adalah tiroksin, yang dibentuk dari asam amino tirosin dan yodium. Fungsi hormon tiroksin adalah untuk:
  • mempengaruhi metabolisme sel
  • mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan diferensiasi jaringan tubuh.
image thumb3 Sistem Koordinasi : Hormon (2)image thumb4 Sistem Koordinasi : Hormon (2)
Penderita morbus basedowi             Penderita gigantisme
Kelebihan hormon (hipertiroidisme) ini akan menyebabkan penyakit yang disebut morbus Basedowi, yaitu meningkatnya metabolisme, meningkatnya denyut jantung, gugup, emosional, pelupuk mata terbuka lebar dan bola mata terbelalak (eksoftalmus). Bila terjadi pada masa pertumbuhan akan menyebabkan gigantisme atau pertumbuhan terlalu cepat sehingga terbentuk tubuh raksasa.
Kekurangan hormon tiroksin (hipotiroidisme) akan menyebabkan terhentinya pertumbuhan. Pada anak akan menyebabkan kretinisme (kekerdilan). Pada usia dewasa, hipotiroidisme akan menyebabkan menurunnya metabolisme, dan akan mengakibatkan aktivitas peredaran darah menurun, tonus otot menurun, terjadi miksedema, yaitu menebal dan menggelembungnya kulit.
Kekurangan yodium dapat menyebabkan terganggunya pembentukan hormon tiroksin dengan gejala timbulnya penyakit gondok.
3. Kelenjar Anak Gondok (Parathiroid)
Terdapat pada sebelah dorsal kelenjar tiroid. Menghasilkan parathormon yang berfungsi untuk mempertahankan kadar Ca dan P di dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan gejala kejang otot.
4. Kelenjar Suprarenalis (Kelenjar Adrenal/Anak Ginjal)
Terletak di atas ginjal. Dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu:
a.    Bagian korteks : yaitu lapisan luar yang menghasilkan hormon kortison (kortiko steroid atau kortikoid). Kekurangan hormon kortison dapat menimbulkan penyakit Addison yang mempunyai gejala kulit menjadi merah, badan lemah, berat badan turun, tekanan darah rendah, dan dapat menimbulkan kematian.
b.    Bagian medula : merupakan lapisan dalam. Menghasilkan hormon epinefrin atau adrenalin.
Pengaruh hormon ini terhadap tubuh adalah:
a.    Memacu aktivitas jantung, dan menyempitkan pembuluh darah pada kulit dan membran mukosa.
b.    Mengendurkan otot bonkioli, sehingga melapangkan pernapasan.
c.    Memacu pengubahan glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis) dalam sel hati, sehingga kadar gula darah meningkat.
5. Kelenjar Pankreas
Pankreas bagian luar menghasilkan enzim pencernaan (eksokrin), sedang bagian dalam yang merupakan kelenjar endokrin adalah kelenjar pulau-pulau Langerhans. Hormon yang dihasilkan adalah insulin dan glukagon. Insulin berfungsi untuk mengubah glukosa menjadi glikogen (gula otot). Bersama-sama adrenalin, insulin bertugas menjaga kadar gula darah agar tetap.
6. Kelenjar Epifisis
Hormon yang dihasilkan sampai saat ini belum jelas pengaruhnya terhadap tubuh.
7. Kelenjar Kacangan (Timus)
Merupakan tempat penimbun hormon pertumbuhan atau somatotrof. Kelenjar ini hanya berfungsi pada masa pertumbuhan saja.
8. Kelenjar Kelamin/Gonad
Dapat dibedakan atas kelenjar kelamim pria dan kelenjar kelamin wanita.
a. Kelenjar kelamin pria (testes)
Hormon yang dihasilkan ialah hormon kelamin laki-laki atau androgen. Selain itu juga menghasilkan spermatozoa. Androgen yang terpenting ialah testosteron, yang terutama berfungsi untuk menumbuhkan ciri sekunder pria dan proses spermatogenesis (pembentukan sperma)
b. Kelenjar kelamin perempuan (ovarium)
Dapat menghasilkan ovum dan hormon kelamin perempuan, yaitu:
- Estrogen, dihasilkan oleh folikel de Graaf
- Progesteron, dihasilkan oleh korpus luteum. Berfungsi untuk:
  • mengatur pertumbuhan plasenta
  • menghalangi produksi FSH
  • bersama laktogen akan memperlancar produksi ASI (Air Susu Ibu) setelah bayi lahir
  • mempertahankan penebalan endometrium
9. Lambung dan Usus
Lambung menghasilkan hormon gastrin, yang berfungsi untuk memacu sekresi getah lambung. Duodenum menghasilkan hormon sekretin dan kolesistokinin (sebelumnya disebut pancreozymin), yang berfungsi untuk:
  • Sekretin : merangsang pankreas untuk mensekresikan natriumbikarbonat dan enzim-enzim pencernaan
  • Kolesistokinin : merangsang kantong empedu untuk mengeluarkan empedu
Indera Peraba
Indera peraba disebut tangoreseptor/mekanoreseptor dan terdapat di
kulit. Ini semua merupakan eksteroseptor, sedangkan yang terdapat di dalam tubuh sebagai intereseptor adalah yang dapat merasakan haus, lapar, dan lain sebagainya. Indera peraba dan perasa tersebar di seluruh permukaan kulit, tetapi tidak sama banyak. Pada ujung jari terdapat amat banyak, demikian pula pada telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan alat kelamin.
Pada kulit bagian dermis terdapat indera yang digunakan untuk menerima berbagai rangsangan:
  • ujung saraf bebas: menerima rangsang nyeri / sakit
  • korpuskel Meissner: menerima rangsang sentuhan
  • korpuskel Paccini : menerima rangsang tekanan
  • korpuskel Ruffini: menerima rangsang panas
  • korpuskel Krausse: menerima rangsang dingin
skin cross section Sistem Koordinasi : Indera (4)
Penampang kulit manusia

3.     Indera Pengecap (lidah) dan Pembau (hidung)
Pengecap adalah indera yang berfungsi untuk menangkap rangsangan senyawa kimia yang larut dalam air, sedangkan indera pembau menangkap zat-zat kimia yang menguap (hidung). Keduanya termasuk kemoreseptor.
Indera pengecap terdapat di lidah, berupa puting-puting pengecap yang dapat dibedakan atas bagian-bagian:
a.    tepi depan untuk rasa manis
b.    belakang untuk rasa pahit
c.    samping untuk asam
d.    depan untuk rasa asin
lidah Sistem Koordinasi : Indera (4)tongue with taste bud Sistem Koordinasi : Indera (4)
Penampang lidah                                            Bentuk puting pengecap pada lidah
olfactory nerve to brain thumb Sistem Koordinasi : Indera (4)
Skema penampang hidung manusia
MMHE 19 221 03 eps thumb Sistem Koordinasi : Indera (4)
Pembau dan pengecap keduanya memberi kontribusi dalam merasakan makanan. Perhatikan bahwa kedua indera ini memiliki akses langsung ke pusat bau dan rasa di otak.
4.     Indera Pendengar
Reseptor pendengaran atau fonoreseptor berupa sel-sel berbentuk rambut. Fungsi sel rambut adalah untuk menerima rangsangan getaran dan mengubahnya menjadi impuls sensorik yang selanjutnya ditransmisikan ke pusat pendengaran. Alat pendengaran manusia berupa telinga.
cub biomed lesson06 image2 thumb Sistem Koordinasi : Indera (4)
Struktur telinga manusia
Terdiri atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
1. Telinga luar, bagian-bagiannya:
-    daun telinga
-    saluran telinga yang dindingnya dapat menghasilkan minyak serumen.
2. Telinga tengah (ruangan timfani) terdiri atas:
-    gendang telinga/selaput pendengaran (membran timfani).
-    tulang-tulang pendengaran yang terdiri atas:
-     martil(mileus)
-     landasan (inkus)
-     sanggurdi (stapes)
-    saluran Eustachius, yaitu saluran penghubung antara ruang telinga dengan rongga faring.
3. Telinga dalam (Labyrinth) terdiri atas:
-    Organ pendengaran atau koklea (rumah siput).
Struktur rumah siput
Rumah siput berupa saluran spiral terbagi atas 3 daerah, yaitu:
1.    Skala vestibuli yang terletak di bagian dorsal
2.    Skala media terletak di bagian tengah
3.    Skala timfani terletak di bagian ventral
Antara skala yang satu dengan skala yang lain dipisahkan oleh:
-    membrana vestibularis: memisahkan skala vestibuli – skala media.
-    membrana tektoral memisahkan skala media -  skala timfani.
-    membrana basilaris: memisahkan skalatimfani – skala vestibuli.
Struktur organ Corti
Organ corti terdapat pada skala media, terdiri atas:
-    sel-sel rambut saraf pendengaran yang terdapat di dalam selaput dasar
-    membrana tektoralis atau selaput atas. Selaput atas terletak di atas sel-sel rambut, merupakan penerus getaran dari fenestra ovali ke sel-sel rambut lewat cairan limfe yang terdapat pada skala media.
-    organ keseimbangan: terdiri atas kanalis semi sirkularis (saluran setengah lingkaran), sakulus, dan utrikulus.
Rangsang getaran yang diterima ujung saraf pendengaran diteruskan oleh saraf koklea ke otak. Di dalam koklea terdapat 24.000 alat corti, yang masing-masing mempunyai kepekaan menerima frekuensi tertentu. Kita hanya dapat mendengar suara dari 20 sampai 20.000 Hertz, tetapi ada orang-orang tertentu yang dapat mendengar antara 16 sampai 20.000 Hertz.
Mekanisme transmisi pendengaran
Suara dari luar dapat sampai pada skala media dengan beberapa cara:
a.    Penghantaran udara: getaran suara luar menggetarkan membran timfani. Kemudian oleh tulang pendengaran akan diteruskan ke fenestra ovali dan akan menggetarkan cairan limfe pada koklea. Akibatnya, sel-sel rambut dari organ korti terangsang, menghasilkan impuls dan diteruskan oleh saraf auditorius ke pusat pendengaran di otak
b.    Penghantaran tulang: getaran yang teijadi pada tulang-tulang tubuh kita (misalnya tulang tengkorak) akan menyebabkan bergetarnya cairan limfe pada koklea.
Gangguan pada pendengaran
Tuli atau kurang tajam pendengaran, dapat disebabkan oleh:
a.    Tuli konduksi, dapat terjadi karena:
-     penyumbatan saluran telinga oleh minyak serumen
-     penebalan atau pecahnya membrana timfani
-     pengapuran tulang pendengaran
-     kekakuan hubungan stapes pada fenesta ovali.
b.    Tuli saraf dapat disebabkan oleh:
-     kerusakan saraf auditorius
-     kerusakan saraf pendengaran
Alat keseimbangan
Reseptor keseimbangan terdapat dalam kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus.
a.     Kanalis semisirkularis (saluran setengah lingkaran)
Suatu struktur yang terdiri atas 3 tulang setengah lingkaran, tersusun menjadi satu kesatuan dengan posisi berlainan, yaitu ada yang horisontal, vertikal atas dan vertikal belakang. Setiap kanalis berisi endolimfe, dan pada setiap pangkalnya membesar disebut ampula, dan berisi reseptor keseimbangan yang disebut cristae ampularis. Kelembaman endolimfe yang terdapat dalam kanalis semisirkularis akan menyebabkan ia bergerak ke arah yang berlawanan dengan arah putaran sehingga kita dapat merasakan adanya perubahan posisi tubuh.
b.    Sakulus dan utrikulus
Merupakan alat keseimbangan statis (statoreseptor) yaitu berfungsi memberikan respons terhadap perubahan kedudukan tubuh, misalnya tegak, miring, dan lain-lainnya. Pada dasar utrikulus terdapat makula (organ otolith). Kedudukan otolith ini akan berubah bila posisi kepala berubah.
5.    Indera Penglihat
Indera penglihat disebut juga fotoreseptor. Sel  fotoreseptor yang terdapat pada retina dapat dibedakan dua macam, yaitu sel batang (basilus) bertugas menerima rangsangan cahaya yang tidak berwarna, dan sel kerucut (konus) yang bertugas menerima rangsangan cahaya yang berwarna atau terang. Sel fotoreseptor bertugas menerima dan mengubah rangsangan cahaya menjadi impuls, yang selanjutnya oleh otak diubah menjadi sensasi penglihatan.
eye G02 anatomy label 600 thumb Sistem Koordinasi : Indera (4)
Skema penampang bola mata
eye1 thumb Sistem Koordinasi : Indera (4)
Beginilah penampang bola mata yang sebenarnya. Kiri: bagian berwarna hitam adalah koroid. Tampak di tengah adalah lensa mata. Kanan: tampak di tengah adalah lapisan retina yang melapisi permukaan dalam bola mata hingga ke bagian belakang.
1.     Struktur bola mata
Dinding bola mata terdiri atas 3 lapis, yaitu:
a.    Sklera, berwarna putih dan merupakan lapisan terluar. Bagian depannya transparan dan disebut kornea.
b.    Koroid, merupakan lapisan tengah yang berwarna hitam dan merupakan bagian yang berfungsi nutritif, karena banyak mempunyai pembuluh darah.
c.    Retina (selaput jala), merupakan selubung terdalam, dan merupakan neuroepitelium, yaitu epitelium yang berfungsi sebagai reseptor.
Di dalam bola mata terdapat:
a.    Aqueous humor, yaitu cairan yang mengisi ruangan antara lensa mata dengan retina.
b.    Viterous humor, ialah cairan yang mengisi rongga mata antara lensa mata dengan kornea.
c.    Lensa mata, bentuknya bikonkaf, terikat oleh otot siliaris.
d.    Iris (selaput pelangi), merupakan struktur berpigmen yang memberi warna mata. Tersusun atas serabut otot sirkular.
2.     Struktur retina
Tersusun atas 3 lapisan, yaitu:
-     lapisan neuroepitelium
-     lapisan bipolar
-     lapisan ganglion
Akson dari sel-sel ganglion berkumpul membentuk saraf optikus. Tempat berkumpulnya akson-akson tersebut bintik buta. Sedang dibagian lain dari retina terdapat suatu daerah yang banyak mengandung sel kerucut dan sel batang. Di tengahnya berupa lekukan yang hanya mengandung sel kerucut, disebut fovea sentralis (bintik kuning).
-    Sel basilus mengandung pigmen rodopsin (senyawa antara vitamin A dengan protein). Bila terkena sinar rodopsin terurai dan pada waktu gelap terbentuk lagi. Waktu yang diperlukan untuk proses pembentukan rodopsin ini disebut waktu adaptasi, di mana kita akan kurang dapat melihat.
-    Sel konus banyak mengandung pigmen iodopsin, yaitu senyawa antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu yang peka terhadap warna biru, hijau, dan merah. Dari ketiga pasangan konus itu kita dapat menerima rangsang warna dari spektrum warna ungu sampai merah.
Gangguan indera penglihatan
Mata dikatakan normal bila dapat memfokuskan sinar sejajar yang masuk ke mata tepat pada bintik kuning. Keadaan ini disebut mata emmertrop. Bila sinar yang datang tidak jatuh tepat pada bintik kuning, maka akan menimbulkan gangguan penglihatan.
a.    Mata hipermetrop, penyebabnya lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan jatuh di belakang bintik kuning. Untuk menormalkannya dapat dibantu dengan lensa cembung (positif).
b.    Mata miop, penyebabnya lensa terlalu cembung, sehingga bayangan jatuh di depan bintik kuning. Untuk menormalkannya dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif).
c.    Mata presbiop. Ini adalah gangguan yang umumnya terdapat pada orang berusia lanjut. Cahaya sejajar yang datang difokuskan di belakang retina sebab lensa mata terlalu pipih karena daya akomodasi terlalu lemah.
d.    Mata astigmat, bila cahaya sejajar yang datang tidak difokuskan ke satu titik. Di sebabkan oleh kornea yang tidak rata. Astigmat teratur, dapat dibantu oleh lensa silindris, sedangkan astigmat tidak teratur tidak dapat ditolong.
e.    Hermeralopi atau rabun senja, disebabkan oleh kekurangan vitamin A. Bila berkelanjutan akan diikuti gejala terbentuknya bintik putih (bitot spot), kemudian mengeringnya kornea (xeroftalmia) dan akhirnya mengalami keratomalasi (rusaknya kornea).
f.    Buta warna, merupakan penyakit mata yang menurun dimana seseorang tidak bisa membedakan warna tertentu. Mata normal ialah mata yang memiliki 3 macam sel kerucut, yang disebut mata trikomat sedangkan mata dikromat hanya memiliki dua sel kerucut. Dengan demikian dapat terjadi kemungkinan: buta warna merah (protanopia) buta warna hijau (duteranopia), atau buta warna biru (tritanopia). Jenis panyakit buta warna lainnya adalah mata monokromat, yang hanya memiliki satu macam sel kerucut. Orang demikian hanya dapat membedakan warna hitam dan putih
Metode Pembelajaran
  1. Pendekatan : Konsektual.
  2. Metode : Diskusi, Informasi, eksperimen / observasi
  3. Model Pembelajaran : Pembelajran langsung dan kooperatif.
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Pendahuluan
Motivasi
  1. Tersusun dari apakah Neron
  2. Terdiri dari apakah susunan sistem saraf manusia ?
  3. Bagaimana prosesnya kita dapat melihat susatu benda ?
  4. Sebutkan bagian-bagian telinga manusia ?
  5. Mengapa kita dapat merasakan bau masakan dan pafum
Pengetahuan Prasyarat
  • Siswa telah memahami sistem gerak manusia.
Kegiatan Inti

Eksplorasi
  • Dalam kegiatan eksplorasi
  • Guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dan belajar dari aneka sumber
  • Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun sistem koordinasi pada manusia.
  • Siswa dapat menjelaskan mekanisme kerja sistem koordinasi pada manusia..
  • Siswa dapat menjelaskan fungsi organ-organ penyusun alat indera pada manusia.
  • menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain
  • memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
  • melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
  • memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.
Elaborasi
  • Dalam kegiatan elaborasi
  • Guru Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
  • Melengkapi kalimat berdasarkan pemahaman akan suatu percakapan
  • Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
  • Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
  • Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang organ dan fungsi sistem koordinasi pada manusia.
  • Siswa menempatkan diri pada kelompok masing – masing dan menyiapkan alat percobaan.
  • Siswa dengan petunjuk guru melakukan percobaan tentang indera mata, telinga, hidung dilanjutkan diskusi
  • Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
  • Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
  • Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok
  • Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
  • Dalam kegiatan konfirmasi,
  1. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
  2. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
  1. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran
  2. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
  3. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
  4. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik
Pertemuan Kedua
Kegiatan Pendahuluan
Motivasi
  1. Mengapa kelenjar hipofisis disebut master of gland ?
  2. Kelenjar apakah yang terletak pada rongga perut ?
  3. Bagaimana akibatnya jika tukang punggung seseorang patah akibat suatu kecelakaan ?
  4. Mengapa terjadi penyakit gula ?
  5. Berakibat apakah bila di otak terjadi pendarahan ?
Pengetahuan Prasyarat
  • Siswa telah memahami sistem syaraf dan indera manusia.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
  • Dalam kegiatan eksplorasi,
  • guru melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
  • Siswa dapat menjelaskan sistem hormon pada manusia.
  • Siswa dapat mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem koordinasi pada manusia.
  • menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain
  • memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
  • melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Elaborasi
  • Dalam kegiatan elaborasi, guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna
  • Melengkapi kalimat berdasarkan pemahaman akan suatu percakapan
  • Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
  • Dengan bantuan charta dan bimbingan guru, siswa melakukan diskusi tentang sistem hormon pada manusia.
  • Siswa dengan bimbingan guru melakukan diskusi tentang kelainan dan penyakit pada sistem koordinasi manusia.
  • Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut
  • Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
  • Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar
  • Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok
  • Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.
Konfirmasi
  • Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
  • memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber
  • memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan
  • memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar
Kegiatan Penutup
  • Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran
  • melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram
  • memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
  • merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik
Media Pembelajaran
  1. Alat dan bahan.
  2. Model / Charta sistem syaraf, indera dan hormon manusia.
Sumber Pembelajaran
  1. Buku IPA Terpadu .
  2. Buku IPA yang relevan.
  3. Model / charta sistem syaraf indera dan hormon
  4. http//www.biologigonz.blogspot.com
Penilaian.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjC2rozMJ9cKNGW4pX2aTWVzWs_UgaJrhhgPq9C1a91xuRgOpS6svtXRNTVOJldD8MkP4DSqaRxP2m2bg3sbZYYRPpcdIVfRbeG8xhdC484r9ABkrHEgDl0ekQmSNPvUtLjtTigyblq1g/s400/RPP+KOORDINASI.jpg


                                                                                     

Mengetahui
Kepala SMP Negeri 1 Randudongkal
Randudongkal, ……..........
 Guru Mata Pelajaran Biologi




ANDY BASHORI, S.Pd        
NIP. 19620528 198302 1 003




               MURNASIH, S.Si
               NIP. 19730630 200312 2 006

Tidak ada komentar:

Posting Komentar